Kamis, 10 Januari 2008

Pendidkan melalui TV dan Internet????

Di Indonesia kebanyakan jenis teknologi yang digunakan untuk mengajar, dan disebut sebagi solusi pendidikan baru, biasannya bernasib sama seperti teknologi sebelumnya. Masing-masing di anggap sebagi "quick-fix" (solusi cepat) terhadap masalah-masalah pendidikan, dan akan membuat tugas guru dan lembaga pendidikan menjadi lebih ringan. Ini memang gambar yang diberikan oleh mereka yang akan dapat untung besar dari teknologinya, yaitu perusahan teknologi dan pedagangnya. Tetapi kenyataannya bagaimana? Biasanya guru-guru tidak punya cukup waktu atau cukup dukungan ataupun dana dari sekolah atau lembaga untuk memaksimalkan teknologinya. Misalnya papan tulis saja sering rusak dan tidak diganti, peraga dasar untuk mengajar masih kurang di kebanyakan sekolah, proyektor overhead kurang banyak dan sering rusak, cassette dan CD player biasanya kurang dan rusak, film dan video jarang digunakan (kalau ada), lab bahasa tidak dimanfaatkan dengan baik atau rusak, dll. Sering bahannya tidak ada.


Sekarang akses ke Internet yang disebutkan sebagai salah satu hal pendidikan utama. Kami sendiri percaya bahwa akses ke Internet adalah penting untuk siswa/i karena mereka perlu keterampilan menggunakan Internet dan komputer, tetapi bahan-bahan dan informasi di Internet yang bermutu di dalam bahasa Indonesia adalah sangat sedikit (misalnya). Kalau siswa/i tidak fasih atau mengerti bahasa Inggris, Internet hampir tidak berguna, kecuali sebagai hiburan. Biasanya Internet digunakan untuk chatting, lu/gue-gue/lu e-mail, pojok jodoh, dll. Coba ke Warnet, Mal dan Plaza setelah jam 13.30 dan lihatlah sendiri apa yang diakses oleh siswa/siswi. Di mana makna pendidikannya? Apakah ini solusinya?

Tidak ada komentar: